Aplikasi sistem informasi geografis untuk pemetaan kerentanan kuantitas mata air dan pengaruhnya terhadap budidaya kopi di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Isi Artikel Utama

Cherlin Rian Rosalia
Muchlis Muchlis
Arie Noor Rakhman

Abstrak

Mata air di Kecamatan Grabag mengalami penurunan kuantitas air yang disebabkan pengambilan air dalam jumlah yang besar dari mata air oleh pihak tertentu sehingga dapat mengancam volume mata air yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan kuantitas daerah mata air dan mengidentifikasi konservasi yang sesuai dalam pengelolaan mata air di daerah penelitian. Pemetaan kerentanan kuantitas mata air dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan hasil pengamatan data di lapangan dan laboratorium. Daerah kerentanan mata air di daerah penelitian berklasifikasi kerentanan rendah – sedang. Daerah kerentanan rendah, berkelas kerentanan 2.0–2.6 tersebar di mata air Tuk Ngrancah, Tuk Tlogosari, Tuk Gedad, dan Tuk Tlogorejo. Daerah ini tersusun oleh endapan kolovial tanah regosol, bercurah hujan rendah (1750–2250 mm/tahun), berkemiringan lereng landai (9-15°), dan penggunaan lahannya sebagai kebun. Daerah klasifikasi sedang, berkelas kerentanan 2.7 – 3.3 tersebar di mata air Tuk Bleder, Tuk Mas Kalimas, Tuk Kembar, dan Tuk Udal. Daerah ini tersusun oleh endapan kolovial tanah latosol, bercurah hujan sedang (2250-2750 mm/tahun), berkemiringan lereng bergelombang (16-25°), dan penggunaan lahan sebagai kebun. Arahan teknik konservasi mata air berupa teknik konservasi agronomis dengan metode vegetatif. Penerapan metode ini pada mata air dengan klasifikasi kerentanan rendah berupa penggunaan bambu (Bambusa sp.) sebagai tanaman penutup tanah. Tanaman kopi liberika (Coffea liberika) bersama lamtoro (Leucaena leucochephala) serta aren (Arenga pinnata) diarahkan pada mata air dengan klasifikasi kerentanan sedang.

##plugins.themes.bootstrap3.displayStats.downloads##

##plugins.themes.bootstrap3.displayStats.noStats##

Rincian Artikel

Cara Mengutip
“Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Kerentanan Kuantitas Mata Air Dan Pengaruhnya Terhadap Budidaya Kopi Di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang”. 2022. JNANALOKA 3 (2): 87-97. https://doi.org/10.36802/jnanaloka.2022.v3-no2-87-97.
Bagian
Articles

Cara Mengutip

“Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Kerentanan Kuantitas Mata Air Dan Pengaruhnya Terhadap Budidaya Kopi Di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang”. 2022. JNANALOKA 3 (2): 87-97. https://doi.org/10.36802/jnanaloka.2022.v3-no2-87-97.

Referensi

Sudarmadji, Mata air: perspektif hidrologis dan lingkungan. Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, 2013.

DLH, Profiling Mata Air di Kabupaten Magelang Tahun Anggaran 2021. Dinas Ling- kungan Hidup Kabupaten Magelang, Indonesia, 2021.

M. Margono, E. Handayani, and R. Mareta, “Tanggap darurat bencana kekeringan di kecamatan grabag kabupaten magelang,” Community Empowerment, vol. 4, no. 2, pp. 75–84, 2019.

M. C. Aprile and D. Fiorillo, “Water conservation behavior and environmental con- cerns: Evidence from a representative sample of italian individuals,” Journal of Cleaner Production, vol. 159, pp. 119–129, 2017.

A. C. Worthington and M. Hoffman, “An empirical survey of residential water demand modelling,” Journal of economic surveys, vol. 22, no. 5, pp. 842–871, 2008.

S. Dolnicar, A. Hurlimann, and B. Grün, “Water conservation behavior in australia,” Journal of environmental management, vol. 105, pp. 44–52, 2012.

A. J. Dean, K. S. Fielding, and F. J. Newton, “Community knowledge about water: who has better knowledge and is this associated with water-related behaviors and support for water-related policies?” PloS one, vol. 11, no. 7, p. e0159063, 2016.

M. Dhanasekarapandian, S. Chandran, D. S. Devi, and V. Kumar, “Spatial and temporal variation of groundwater quality and its suitability for irrigation and drinking purpose using gis and wqi in an urban fringe,” Journal of African Earth Sciences, vol. 124, pp. 270–288, 2016.

A. Oosting and D. Joy, “A gis-based model to assess the risk of on-site wastewater systems impacting groundwater and surface water resources,” Canadian Water Resources Journal/Revue canadienne des ressources hydriques, vol. 36, no. 3, pp. 229–246, 2011.

B. K. Magelang, Kabupaten Magelang Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang, 2021.

B. I. Geospasial. (2018) Demnas (digital elevation model nasional). Accessed: 23 Agustus 2022. [Online]. Available: https://tanahair.indonesia.go.id/demnas

Bakosurtanal, Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar 1408-523 (Grabag). Bogor, 1999.

A. Mulyana. (2021) Kajian kerentanan mata air dan rencana aksi mata air lotonglotong kabupaten bulukumba. provinsi sulawesi selat- an. [Online]. Available: https://www.iuwashtangguh.or.id/cms/wp-content/ uploads/2021/09/DOKUMEN-KKMARA-MA-LOTONGLOTONG-BULUKUMBA_ FINAL-20210202TTD.pdf

C. R. Rosalia, Pemetaan Kerentanan Kuantitas Mata Air dan Konservasinya di Kecamat- an Grabag, Kabupaten Magelang Menggunakan Aplikasi SIG. Institut Sains & Teknologi AKPRIND, 2022.

R. Thaden, S. H, and R. PW, Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa. Skala 1: 100.000. Bandung, 1996.

A. Kumawat, D. Yadav, K. Samadharmam, and I. Rashmi, “Soil and water conservation measures for agricultural sustainability,” Soil moisture importance, p. 23, 2020.

C. K. Gachene, S. O. Nyawade, and N. N. Karanja, “Soil and water conservation: An overview,” Zero Hunger, pp. 810–823, 2020.

A. P. Yani, “Keanekaragaman bambu dan manfaatnya di desa tabalagan bengkulu tengah,” Gradien, vol. 10, no. 2, pp. 987–991, 2014..

A.T. Fauzi, M. IGB, and L. N. Aini, “Identifikasi potensi kawasan pengembangan budidaya tanaman bambu di kabupaten gunungkidul (studi kasus di kecamatan playen),” Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta, 2016.

M.-M. Zhang, S.-H. Fan, X.-R. Yan, Y.-Q. Zhou, and F.-Y. Guan, “Relationships between stand spatial structure characteristics and influencing factors of bamboo and broad-leaved mixed forest,” Journal of Forest Research, vol. 25, no. 2, pp. 83–91, 2020.

Y. Ferry, H. Supriadi, and M. S. D. Ibrahim, “Teknologi budi daya tanaman kopi: Aplikasi pada perkebunan rakyat,” 2015.

M. Syakir and E. Surmaini, “Perubahan iklim dalam konteks sistem produksi dan pengembangan kopi di indonesia,” Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, vol. 36, no. 2, pp. 77–90, 2017.

A. Nur, “Dampak la nina terhadap produksi kopi robusta,” Studi kasus tahun basah Studi kasus tahun basah, pp. 50–58, 1998.

F. Yuliasmara, “Strategi mitigasi perkebunan kopi menghadapi perubahan iklim,” Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, vol. 28, no. 3, pp. 1–7, 2016.

Y. Sarvina, T. June, E. Surmaini, R. Nurmalina, S. S. Hadi, and I. P. S. D. Alam, “Strategi peningkatan produktivitas kopi serta adaptasi terhadap variabilitas dan perubahan iklim melalui kalender budidaya,” Jurnal Sumberdaya Lahan, vol. 14, no. 2, pp. 65–78, 2020.

W.Fahmudin, “Petunjuk praktis konservasi tanah pertanian lahan kering,” Bogor: World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia, 2004.

T. Wahyudi, Pujiyanto, and Misnawi, KOPI : Sejarah, Botani, Proses Produksi, Pengo- lahan, Produk Hilir Dan Sistem Kemitraan. Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2016, 2016.

E. Mulyanie and A. Romdani, “Pohon aren sebagai tanaman fungsi konservasi,” Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, vol. 14, no. 2, pp. 11–17, 2018.

L. Sebayang, “Keragaan eksisting tanaman aren (arenga pinnata merr) di sumatera utara (peluang dan potensi pengembangannya),” Jurnal Pertanian Tropik, vol. 3, no. 2, pp. 133–138, 2016.

S. Rafi’i, Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa, 2010.

C. D. N. Viana, A. H. Al Rosyid, and A. S. Perdana, “Analisis daya saing komoditas kopi di kecamatan grabag, kabupaten magelang,” Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan),vol. 5, no. 1, pp. 14–24, 2020.

Artikel Serupa

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.