Skrining pranikah untuk pencegahan thalassemia mayor yang efektif dan efisien.
Isi Artikel Utama
Abstrak
Penyakit thalassaemia merupakan penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan dan me- merlukan transfusi darah secara terus-menerus bagi penderita mayor. Tindakan pencegahan utama dari thalassaemia adalah dengan cara mengidentifikasi pembawa sifat dan mencegah ke- lahiran bayi thalassaemia mayor lainnya. Analisis data inferensial, dengan pengambilan sampel data terhadap jumlah populasi (data penderita thalassaemia mayor) dan digunakan untuk me- narik suatu kesimpulan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, yakni dengan menghitung jumlah penderita thalassaemia mayor di Indonesia, kemudian mengelompok- an berdasarkan status pernikahan, usia penderita, dan layanan asuransi kesehatan yang sudah digunakan. Hasil penelitian menunjukkan penderita thalassaemia mayor pada usia siap menikah (20-30 tahun) masih sangat tinggi, sehingga kegiatan skrining pranikah perlu dilakukan untuk mencegah penurunan thalassaemia mayor pada anak.
##plugins.themes.bootstrap3.displayStats.downloads##
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis, dan penulis mengakui bahwa Jnanaloka sebagai pihak yang mempublikasikan pertama kali dengan lisensi Creative Commons Attribution (CC BY). Lisensi ini mengijinkan untuk, Berbagi yakni menyalin dan menyebarluaskan kembali materi ini dalam bentuk atau format apapun; dan Adaptasi yakni menggubah, mengubah, dan membuat turunan dari materi iniuntuk kepentingan apapun, termasuk kepentingan komersial dengan ketentuan Atribusi
Cara Mengutip
Referensi
P. A. Wahidiyat, T. T. Sari, L. D. Rahmartani, I. Setianingsih, S. D. Iskandar, A. M. Pratanata, I. Yapiy, M. Yosia, dan F. Tricta, “An insight into indonesian current thalassaemia care and challenges,” ISBT Science Series, vol. 15, no. 3, pp. 334–341, 2020.
L. Rujito, Talasemia : Genetik Dasar dan Pengelolaan Terkini, 1st ed. Universitas Jenderal Soedirman, 10 2019.
Kemenkes, “Talasemia, penyakit berbiaya tinggi ke-5 di indonesia,” Mei 2019. [Online]. Available: https://www.kemkes.go.id/article/view/19052100001/talasemia-penyakit-berbiaya-tinggi-ke-5-di-indonesia.html
P. A. Wahidiyat, T. T. Sari, L. D. Rahmartani, I. Setianingsih, S. D. Iskandar, dan A. M. a. Pratanata, “Managing thalassemia in indonesia: A work in progress,” Vox Sanguinis, vol. 114, no. S2, 2019. [Online]. Available: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/vox.12847
worldometers, “Worldometers, “indonesia population”,” Mei 2020. [Online]. Available: https://www.worldometers.info/world-population/indonesia-population/
H. Müller dan J. C. Freytag, Problems, methods, and challenges in comprehensive data cleansing. Professoren des Inst. Für Informatik, 2005.
E. Utami dan S. Raharjo, RDBMS dengan PostgreSQL di GNU/Linux. Penerbit Andi, 2006.
A. Kadir, Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Penerbit Andi, 1999.
Kemenkes, “Angka pembawa sifat talasemia tergolong tinggi,” Mei 2019. [Online]. Available: https://www.kemkes.go.id/article/view/19052100003/angka-pembawa-sifat-talasemia-tergolong-tinggi.html
——, “Skrining penting untuk cegah thalassemia,” Mei 2017. [Online]. Available: https://www.kemkes.go.id/article/view/17050900002/skrining-penting-untuk-cegah-thalassemia.html
“Keputusan menteri kesehatan republik indonesia. “peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1109/menkes/per/vi/2011 tentang petunjuk teknis jaminan pelayanan pengobatan thalasaemia.” [Online]. Available: https://persi.or.id/wp-content/uploads/ 2020/11/pmk11092011.pdf